RSS

Monthly Archives: February 2016

Baca Ayat Ini Jika Merasa Putus Asa

Fase kehidupan tidak melulu bercerita tentang kelancaran dan kelapangan hidup. Allah SWT sudah mempersiapkan batuan terjal berupa ujian sebagai bentuk kenaikan kelas untuk hamba-Nya.

Tidak sedikit diantara kita yang mampu melakoni setiap babak ujian yang disiapkan Allah. Namun, yang akhirnya menyerah kalah tidak berdaya juga terbilang banyak. Pada kondisi inilah manusia merasa berada pada titik terendah dalam hidupnya.

bersimpuh

Berbagi cerita kesedihan mungkin menjadi salah satu alternatif pengobat keputusasaan. Namun ada baiknya anda mulai menyelesaikan masalah dengan Alquran. Ayat berikut menjadi pelipur lara jika tengah berputus asa. Kandungannya membuat kita kembali bersemangat jalani hidup. Surat apa yang dimaksud? Berikut ringkasannya.

Alquran memang menjadi obat bagi semua permasalahan hidup. Termasuk saat manusia dengan sikap berputus asa. Allah SWT sudah mempersiapkan ayat yang bisa dibaca dan kandungannya membuat takjub.

Ayat tersebut terdapat dalam Surat Al Inshiroh ayat 1-8. Surat ini merupakan surat ke-94 dalam  Alquran. Al Inshiroh turun di kota Mekkah dan  memiliki arti kelapangan dada. Surat ini turun  sebagai penghubur bagi Rasulullah SAW yang kala itu mengalami beratnya berdakwah di tengah-tengah umatnya yang pembangkang.

Namun Allah SWT dengan kasih sayangnya mengingatkan Rasulullah SAW dengan ayat-ayat dalam surat ini. Maka dari itu, ketika merasa putus asa dan sedih, ingatlah firman Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui Surat Al Insyiroh tersebut. Berikut surat Al Insyiroh 1-8 yang bisa anda baca dan cerna serta mengamalkannya dalam kehidupan.

  1. “Alam nasyrah laka shadrak”( Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?)
  2. “Wawadha’naa ‘anka wizrak” (dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu)
  3. “Alladzii anqadha zhahrak” (yang memberatkan punggungmu?)
  4. “Warafa’naa laka dzikrak” (Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu)
  5. “Fa-inna ma’a l’usri yusraa” (Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan)
  6. “Inna ma’a l’usri yusraa” (sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan)
  7. “Fa-idzaa faraghta fanshab”  (Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,)
  8. “Wa-ilaa rabbika farghab” (dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap)

Sejatinya, kesusahan dan kepedihan yang dialami manusia biasa, tidak sebanding dengan ujian yang dihadapi oleh para Nabi. Mereka melalui ujian begitu dasyat sebagai salah satu fase memperoleh derajat tertinggi di sisi Allah. Itulah mengapa, seharusnya kita tidak berputus asa dan terus berusaha. Karena kabar baiknya, Allah selalu memberikan hikmah dbalik permasalahan yang dialami.

“(Orang yang paling keras ujiannya adalah) para nabi, kemudian yang semisalnya dan yang semisalnya, diuji seseorang sesuai dengan kadar agamanya, kalau kuat agamanya maka semakin keras ujiannya, kalau lemah agamanya maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Maka senantiasa seorang hamba diuji oleh Allah sehingga dia dibiarkan berjalan di atas permukaan bumi tanpa memiliki dosa.” (HR. At-Tirmidzy, Ibnu Majah, berkata Syeikh Al-Albany: Hasan Shahih)

Allah SWT sudah menjelaskan dalam firman-Nya dalam surat Al Insyiroh di atas, bahwa ujian yang diberikan kepada hamba-Nya, selalu disertai dengan kemudahan. Bahkan Allah sampai mengulanginya kalimat” sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”hingga dua kali.

Itu artinya kita tidak boleh langsung suudzon terhadap apa yang menimpa saat ini. Karena dibalik ujian yang diberikan tersebut sudah satu paket dengan jawaban serta penyelesaiannya. Manusia hanya tinggal berusaha mencari jawaban, dan menjauhkan diri dari sikap berputus asa. Semoga artikel ini bermanfaat dan terimakasih sudah membaca.

 
Leave a comment

Posted by on February 21, 2016 in kisah - kisah inspiratif

 

Bacalah Ayat Ini Saat Sulit, Maka Allah Akan Kirim Malaikat Untuk Membantu Dari Yang Sulit menjadi Mudah

Tersebutlah seorang laki-laki yang menempuh perjalanan dari Damaskus menuju Zabadani. Di tengah jalan, ada laki-laki lain yang berniat menyewa keledainya. Meski tak dikenal, ia mengizinkan laki-laki asing untuk menyewa keledainya. Keduanya berjalan menuju satu lokasi, beriringan.

“Ayo lewat arah sini,” ajak laki-laki penyewa keledai.
“Tidak, aku belum pernah lewat jalan itu. Mari tempuh jalan yang lain.” jawab si laki-laki. Mengelak.

“Tenang saja,” rayu laki-laki penyewa keledai, “aku yang akan menjadi penujuk jalan.”
Keduanya pun berunding hingga laki-laki pertama mengikuti saran laki-laki yang menyewa keledainya.
Tak lama setelah itu, keduanya sampai di sebuah tempat yang sukar dilalui. Medannya terjal dan curam. Laki-laki pemilik keledai melihat ada beberapa mayat tergeletak di sana.
Tak dinyana, laki-laki yang menyewa keledainya turun sembari menodongkan sebilah pedang. “Turunlah segera! Aku akan membunuhmu!”
Laki-laki pemilik keledai pun berlari sekuat kemampuannya. Ia berusaha menghindar, tapi sia-sia karena sukarnya medan yang harus dilalui.
“Ambil saja keledai kepunyaanku.

Bebaskan aku.” ujar laki-laki pemilik keledai. Nyawanya terancam.

“Pasti. Aku tidak akan menyia-nyiakan keledaimu. Tapi, aku juga ingin membunuhmu.” Gertak si laki-laki. Bengis.
Tak henti-hentinya, laki-laki pemilik keledai ini menyampaikan nasihat. Ia juga membacakan ancaman-ancaman Allah Ta’ala dalam al-Qur’an dan hadits Nabi tentang dosa membunuh dan melakukan kejahatan secara umum.
Sayangnya, laki-laki itu tak menggubris. Nafsu membunuhnya sudah bulat. Tak bisa dicegah. Mustahil diurungkan.
“Jika demikian,” ujar laki-laki pemilik keledai, “izinkanlah saya mendirikan shalat. dua rakaat saja.”
“Baiklah,” bentak laki-laki jahat, “tapi jangan lama-lama!”
Qadarullah, semua hafalan laki-laki pemilik keledai hilang. Saat sibuk mengingat-ingat, laki-laki tak bernurani itu membentak dan menyuruhnya bergegas.
Akhirnya, teringatlah satu ayat oleh laki-laki pemilik keledai ini. Ia membaca firman Allah Ta’ala dalam surat an-Naml [27] ayat 62,
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah selain Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).”
“Seketika itu juga,” tutur si laki-laki, “dari mulut lembah muncul seorang pengendara kuda membawa tombak. Dia melemparkan tombak tepat di dada laki-laki jahat itu hingga langsung tersungkur tanpa bernyawa.”
“Siapakah engkau?” tanya laki-laki pemilik keledai penuh heran sekaligus haru terima kasih.
“Akulah hamba-Nya Dia yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan.”
Kisah menakjubkan ini juga dituturkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim.
Wallahu a’lam.

Sumber : kisahikmah.com/

 
Leave a comment

Posted by on February 17, 2016 in Uncategorized